Waterfront City Konsep Ideal untuk Mengembangkan Pesisir Ketapang

2870
(ILUSTRASI) Waterfront City (Foto : IST)
(ILUSTRASI) Waterfront City (Foto : IST)

MONGA.ID, KETAPANG – Ketapang siap memaksimalkan potensi pesisir pantai. Salah satu caranya ialah pengembangan pesisir melalui pendekatan waterfront city. Secara umum, waterfront city dapat diketahui sebagai konsep pengembangan daerah tepian air; baik itu tepi pantai, sungai ataupun danau. Konsep waterfront city dalam Bahasa Indonesia secara harafiah adalah daerah tepi laut, bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah pelabuhan (Echols, 2003).

Jika kita sadari, Delta Pawan merupakan Kawasan Delta yang dikelilingi oleh sungai dan laut. Hal ini menjadi menarik jika konsep waterfront city diterapkan di Ketapang. Sampai hari ini, telah banyak kota di Indonesia yang sukses menerapkan konsep waterfront city sebagai solusi mengelola bantaran sungai hingga menjadi potensi pariwisata daerah setempat. Kota-kota tersebut antara lain Jakarta, Manado, Surabaya, Banjarmasin, Surabaya, dan masih banyak lagi.

Selain itu, Sungai Pawan yang mengelilingi Kawasan kota Ketapang memiliki nilai histori yang tinggi apabila dilihat dari berbagai sisi; cerita legenda, jalur transportasi dan jalur perdagangan sejak zaman penjajahan Jepang dan Belanda. Namun, hingga saat ini, daerah tepian Sungai Pawan seakan belum ditengok dan diperhatikan oleh pemerintah daerah.
Padahal apabila dikaji dari sisi ilmu arsitektural dan tata ruang, pemanfaatan Waterfront City di Delta Pawan memungkinan untuk menjadi potensi pengembangan daerah dan potensi pariwisata. Sedangkan apabila dikaji dari ilmu lingkungan, maka pengembangan konsep waterfront city dapat menyelamatkan ekosistem yang ada di sungai.

Meski normalisasi DAS (Daerah Aliran Sungai) adalah impian masyarakat Ketapang, tetapi memiliki wisata tepian sungai adalah usaha kebutuhan masyarakat Ketapang. Dengan demikian konsep pembangunan dengan pendekatan konsep waterfront city diharapkan dapat diterapkan di Ketapang, sehingga tata ruang dan tata kelola pemukiman masyarakat yang baik bisa tercipta serta artistik bangunan pemukiman warga bisa menjadi potensi wisata bahari. (MONGA/Dwi Za Bagastia)

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar anda
Masukkan nama anda di sini