Bertutur dengan Media Boneka untuk Mengenalkan Satwa Dilindungi Kepada Anak

882
Saat bertutur menggunakan media boneka dan bercerita tentang satwa dilindungi. Foto dok : Pit

Belajar sembari bermain dan bertutur satwa lewat boneka tentang satwa dilindungi, setidaknya itulah yang kami lakukan hari ini, Rabu (19/9/2018) di SDN 10 Delta Pawan Ketapang, Kalbar.

Ya, hari ini Yayasan Palung bersama dengan empat orang siswi magang dari SMKN 1 Sukadana dan SMKN 1 Ketapang, berkesempatan hadir untuk berbagi cerita dengan cara bertutur menggunakan media boneka tentang satwa dilindungi.

Kegiatan yang dimulai pada pukul 08.00 Wib tersebut, adik-adik magang di Yayasan Palung berkesempatan untuk bertutur melalui media boneka (puppet show) dan semi lecture (ceramah) tentang satwa dilindungi seperti orangutan, kelasi, bekantan dan burung enggang yang hidupnya di hutan dihadapan siswa-siswi SDN 10 Delta Pawan Ketapang yang hadir kurang lebih 50 orang siswa-siswi. Terlihat sangat antusias dari raut wajah mereka saat menyimak cerita tentang satwa dilindungi.

Seperti dituturkan oleh Kak Haning Pertiwi dari Yayasan Palung menjelaskan singkat tentang kilasan umum tentang pengenalan satwa dilindungi, Neneng Juhartini  (magang dari SMKN 1 Sukadana) yang yang berperan menjadi Pongo (anak orangutan), Nurvita Dewi (anak magang dari SMKN 1 Sukadana)  berperan sebagai bekantan, Eti Sari (magang dari SMKN 1 Sukadana) berperan sebagai enggang/rangkong, dan Iin Agustina (magang dari SMKN 1 Ketapang) sebagai mama Pongo/orangutan. Mereka menjelaskan tentang ciri-ciri fisik satwa dan perbedaan kera dan monyet. Seperti misanya perbedaan kera dan monyet, disebut kera karena tidak memiliki ekor seperti orangutan. Sedangkan satwa yang memiliki ekor itu adalah monyet. Mereka juga menuturkan sekaligus menjelaskan bahwa satwa-satwa dilindungi tidak boleh dipelihara, tidak boleh di bunuh dan tidak boleh diperdagangkan karena apabila melanggar akan dikenai sanksi dengan pidana penjara 5 tahun dan denda Rp100 juta, sesuai dengan peraturan undang-undang no. 5 tahun 1990 tentang keanekaragaman hayati dan satwa dilindungi.

Setelah penyampaian materi puppet show (panggung boneka) yang bercerita tentang satwa-satwa yang dilindungi tersebut, dijelaskan pula tentang tentang alasan mengapa satwa dan hutan harus dilindungi beberapa diantaraya karena hutan dapat menjadi penopang hidup bagi satwa dan manusia (sumber hidup bagi manusia). Hutan memberi daya tampung air dan dapat mencegah terjadinya bencana alam yang diakibatkan oleh ulah atau perilaku manusia. Sedangkan orangutan dan burung enggang selain karena ia dilindungi, tetapi juga karena fungsinya sebagai petani hutan yang terus menerus mereboisasi hutan (menyebarkan biji-bijian dari sisa makan dan kotoran mereka) dan tak jarang biji-bijian dari buah hutan yang mereka makan akan menjadi tunas tanaman baru dan nantinya akan menjadi tajuk-tajuk pepohonan (hutan).

Kami juga mengajak mereka bernyanyi tentang lagu satwa dilindungi, seperti : Orangutan… Orangutan… Orangutan… kelasi… Kelasi… Bekantan… bekantan… Si beruk… Si beruk.
Selain itu juga, anak-anak kami diajak untuk merangkum dari semua materi yang telah kami sampaikan, dan bagi yang bisa menjawab diberi hadiah berupa buku tulis orangutan dan botol minuman.

Kami berharap dengan adanya kegiatan seperti panggung boneka (puppet show) dan ceramah (lecture) di sekolah-sekolah untuk mengenalkan satwa-satwa yang dilindungi, selain juga semoga ada tumbuh semangat kecintaan mereka terhadap satwa sekaligus juga sebagai sarana pendidikan (edukasi) penyadartahuan sejak dini akan perlunya menjaga lingkungan harus ditanam sejak usia dini.

Mengingat, makhluk hidup, manusia dan satwa merupakan satu kesatuan yang harus harmonis.  Selain juga kita harus melindungi hutan sebagai nafas terakhir bumi bagi kehidupan yang harus ada hingga selamanya. Apabila tidak, maka satu diantara rantai makanan akan terputus, dan jika rantai makanan terputus maka pasti ada yang menjadi korban.

Sebagai pengingat, Apabila hutan terjaga maka kita manusia dan satwa dapat terjaga dan sejahtera. Jika boleh dikata, Cintailah satwa dan lingkungan tetapi jangan dimiliki. Cukup mencintai tidak untuk memiliki jika itu satwa.

Pukul 09.25 Wib, kegiatan diakhiri dan kami mengajak mereka untuk berfoto bersama. Seluruh rangkaian kegiatan puppet show dan semi lecture tersebut berjalan dengan lancar dan baik serta mendapat sambutan baik dari pihak sekolah.

(Monga.id/Petrus Kanisius)

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar anda
Masukkan nama anda di sini