Di Pontianak, pada pertengahan Oktober 2025 lalu, dilaksanakan perayaan International Year of Cooperatives, tahun koperasi internasional. Perayaan yang pertama, yang digagas dan didukung oleh puskop (sekunder) yang ada di Kalimantan Barat. Tema tahun koperasi internasional untuk tahun 2025 ini: Cooperatives Build Better World. Koperasi membangun dunia yang lebih baik.
Dalam perayaan hari koprasi internasional tersebut, diluncurkan sebuah buku berjudul: AR MECER, PEJUANG CREDIT UNION KALIMANTAN. Sebelumnya, di tahun 2006, memperingati 25 Tahun Pancur Kasih, telah juga diterbitkan sebuah buku: AR MECER, BERJUANG UNTUK YANG TERBUANG (Kisah dan Kesaksian Bapak Pancur Kasih dan Credit Union Modern). Bagaimana rasa kedua buku tersebut?

Terhadap keberadaan figur AR Mecer dan Credit Union, banyaklah yang faham bahwa keduanya saling berkaitan. Ia, AR Mecer, tidak bisa dipisahkan dari sejarah dan perkembangan credit union di Kalimantan. Terhadap kepeloporannya, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memberikan penghargaan Sanata Dharma Award kepadanya pada tahun 2010.
Kembali ke buku yang dibicarakan, berikut kurang lebih perbandingan rasanya. Buku yang pertama, AR Mecer: Berjuang untuk yang Terbuang. Kisah dan Kesaksian akan Bapak Pancur Kasih dan Credit Union Modern. Buku ini diterbitkan Institut Dayakologi tahun 2006, dengan pengantar John Bamba serta kata penutup oleh Francis Wahono. Terhadap bahan dasar buku ini, banyak wawancara langsung yang dilakukan dengan AR Mecer. Kisah dan Kesaksian darinya cukup kuat dan banyak, selain dari beberapa penulis lain.
Bagi yang pernah berinteraksi dengan AR Mecer, tulisan dalam buku ini beberapa adalah transkrip langsung dari omongannya. Saya cukup beruntung, karena sebagai penggiat credit union, pernah beberapa (banyak) kali berdiskusi atau ikut kegiatannya di lapangan. Jadi, cukup mengenali pola fikirnya, penyampaiannya, serta ucapan-ucapan khasnya. Singkatnya, Buku AR Mecer Berjuang untuk yang Terbuang ini adalah cerita dari dalam. Ada wawancara panjang dan karenanya pemikiran langsung dari yang bersangkutan. Buku yang kuat dan kaya rasa.
Buku yang kedua, yang diterbitkan dalam rangka Hari Koperasi Internasional Tahun 2025 ini, berjudul AR Mecer, Pejuang Credit Union Kalimantan. Buku ini ditulis dua orang sastrawan Dayak: Masri Sareb Putra dan Alexander Mering. Nama yang terakhir, aktif juga langsung dalam dunia pemberdayaan. (Sebenarnya, ada juga penulis lain yang menyumbang tulisan dalam buku ini, dengan bahasan yang cukup pokok).

Buku kedua ini adalah buku dengan rasa modern, ditulis oleh sastrawan dengan bahasa yang kadang-kadang agak tinggi. Juga lebih tentang penafsiran penulisnya terhadap kerja dan pemikiran AR Mecer. Penulisnya menampilkan pendapat banyak ahli untuk mendukung tulisan dan penafsirannya. Misalnya, pendapat dari Antropolog Anna Tsing, buku Bouvier, Viktor T King, Bernard Sellato, serta buku Davidson terbitan Itacha Cornel. Juga banyak artikel ilmiah dan jurnal publikasi.
(Rasa) Buku ini, berisi rasa banyak penafsiran terhadap tokoh (AR Mecer). Sementara aktivitasnaya sebagai tokoh pejuang Credit Union Kalimantan—perjalanannya, penggembaraannya sedikit yang tersampaikan. Inilah, biografi zaman AI. Dengan kemudahan akses terhadap dokumentasi lalu ditafasirkan sesuai yang diinginkan penulisnya. Buku ini, bukan hanya…., tetapi juga…. Dalam konteks dokumentasi, kedua buku ini merupakan publikasi yang berharga. (*).
Penulis : Frank Pasty



