Warkop Depan Gereja Jadi Ajang Diskusi Santai Memaknai HUT Proklamasi Kemerdekaan

0

MONGA.ID – KETAPANG, Di tengah perayaan HUT Proklamasi Kemerdekaan ke-79, sebuah diskusi ringan namun penuh makna digelar di sebuah warung kopi (warkop) sederhana yang terletak di depan Gereja Katolik di Ketapang, Kalimantan Barat. Diskusi dihadiri oleh beberapa insan yang peduli dengan upaya pelestarian lingkungan ini fokus pada peran penting burung migrasi di wilayah tersebut.

Erik Sulidra, seorang aktivis lingkungan yang dijuluki “Bapak Burung Ketapang”, menjadi salah satu narasumber dalam diskusi tersebut. Erik, yang telah lama dikenal karena dedikasinya dalam melindungi dan mendokumentasikan burung-burung di Ketapang, menyampaikan pentingnya menjaga ekosistem yang sehat untuk menarik burung-burung tersebut.

“Ketapang adalah salah satu wilayah penting bagi burung migrasi yang mencari tempat istirahat di perjalanan panjang mereka. Jika kita tidak menjaga alam ini, kita akan kehilangan salah satu kekayaan alam yang luar biasa ini,” ujar Erik dengan penuh semangat.

Diskusi ini juga dihadiri oleh Florianus Sumarlin, seorang Kepala Desa (Kades) muda dari Desa Terusan, Manis Mata, yang turut memberikan pandangannya. Sumarlin, yang juga memiliki kepedulian terhadap pelestarian lingkungan di desanya, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara masyarakat lokal dan pemerintah dalam menjaga keseimbangan alam.

“Kita harus terus menjaga kelestarian lingkungan, tidak hanya demi burung-burung ini, tetapi juga demi generasi kita di masa depan. Saya percaya, dengan gotong royong, kita bisa membuat perubahan yang berarti,” ujar Sumarlin.

Dalam suasana yang santai namun tetap serius, para peserta diskusi menikmati kopi, menguntap keladi goreng sambil berbagi cerita dan ide tentang bagaimana mereka bisa terus berkontribusi dalam pelestarian alam, terutama di wilayah Ketapang. Diskusi ini tidak hanya sekadar membahas masalah lingkungan, tetapi juga menjadi momen refleksi tentang kemerdekaan Indonesia yang tidak hanya berarti kebebasan politik, tetapi juga kebebasan untuk menjaga dan merawat kekayaan alam yang dimiliki negeri ini.

Dengan semangat proklamasi yang terus membara, para peserta berkomitmen untuk terus melestarikan alam Indonesia, memastikan bahwa burung-burung migrasi dan keanekaragaman hayati lainnya tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang. (MONGA/FD)

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar anda
Masukkan nama anda di sini