MONGA.ID-Kayong Utara, Ia tumbuh di sekitar kita, datang dari tempat yang jauh kemudian mampu beradaptasi dan berkembang melebihi jenis asli. Lalu tumbuhan apakah itu?
Endro Setiawan sebagai pemateri mengajak Relawan Muda Relawan Konservasi Taruna Penjaga Alam (RK-TAJAM) dan Relawan Bentangor untuk Konservasi (REBONK) di Kantor Bentangor Yayasan Palung Mengenal Tumbuhan Invasif Alien Spesies, pada Jumat hingga Sabtu (19-20/2/ 2021) lalu.
Dalam kegiatan yang bertajuk Capacity Building (Peningkatan Kapasitas) tentang Survei Invasif Alien Spesies Di Taman Nasional Gunung Palung, Kalimantan Barat tersebut pemateri mengajak para relawan mengenal apa itu tumbuhan Invasif Alien Spesies.
Invasif Alien Spesies (IAS) merupakan spesies pendatang di suatu wilayah yang hidup dan berkembang biak di wilayah tersebut dan menjadi ancaman bagi biodiversitas, sosial ekonomi, maupun kesehatan pada tingkat ekosistem, individu, maupun genetik. Berbeda dengan spesies asli yang secara alami hidup di suatu wilayah, spesies pendatang tiba di suatu wilayah dengan campur tangan manusia, baik disengaja atau tidak.
Dalam penyampaian materinya, Endro Setiawan yang juga Staf TNGP yang sedang Karyasiswa pada Prodi Biologi Sekolah Pascasarjana Unas, juga mengatakan, Invasif alien species (IAS) merupakan ancaman serius bagi keanekaragaman hayati kita, mengenalkan sejak dini kepada generasi muda merupakan salah satu upaya dalam menyelamatkan keanekaragaman hayati.
Endro Sapaan akrabnya pun sembari berharap, dengan adanya pelatihan tersebut, barangkali ada yang berminat mempelajarinya beserta penanggulangannya.
Manager Program Pendidikan Lingkungan Yayasan Palung, Dwi Yandhi Febriyanti, mengatakan, tumbuhan invasif alien spesies merupakan ancaman ekosistem yang perlahan namun pasti akan merusak suatu ekosistem dari dalam ekosistem itu sendiri.
“Pengetahuan tentang invasif alien spesies terutama Bellucia pentamera (jambu monyet atau biasa juga disebut jambu Prancis) bagi teman-teman relawan diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat jika menemukan invasif alien spesies ini bisa langsung memusnahkan sebelum lingkungan sekitar kita dikuasai oleh spesies ini”, katanya.
Sebagai informasi, beberapa tumbuhan invasif alien spesies selain jambu monyet, ada juga tumbuhan lainnya seperti ecen gondok dan apu-apu (apung).
Pada saat pelatihan, peserta yang berjumlah 24 orang dari relawan muda Yayasan Palung (Relawan TAJAM dan REBONK) selain materi, mereka juga diajak untuk melakukan survei sebaran jambu monyet yang ada di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Palung dengan menggunakan aplikasi avenza maps.
Menariknya lagi, selain materi tentang tumbuhan invasif alien spesies, para relawan muda mendapatkan sharing informasi tentang Dugong dari Galih Antar Nusa. Mas Galih (mahasiswa Biologi Pascasarjana Unas) bercerita tentang betapa pentingnya kita untuk melakukan konservasi di Area laut penelitian misalnya Dugong yang ia teliti di Pulau Cempedak, Kendawangan. Bagi Ekosistem laut, dugong sangat penting, kata Galih.
(MONGA.ID/Petrus Kanisius)
MONGA.ID