Ajak Siswa-siswi Belajar Menganyam Tikar Pandan Sebagai Upaya Merawat dan Melestarikan Tradisi

614
Siswa-siswi dari SDN19 Pampang Harapan Saat Belajar Menganyam Tikar Pandan, (15-16/2/2022). Foto : ISTIMEWA/Salamah/YP/MONGA.ID

MONGA.ID-KAYONG UTARA, Bagi masyarakat di Tanah Kayong (sebutan untuk masyarakat yang ada di Kabupaten Kayong Utara), menganyam adalah tradisi yang sudah ada sejak dulu. Namun, perlahan tradisi ini mulai memudar. Tidak semua orang bisa menjadi pewaris menganyam. Akan tetapi, masih ada cara untuk merawat dan melestarikan tradisi menganyam dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) secara bijaksana dan berkelanjutan.

Seperti misalnya yang dilakukan oleh para perajin anyaman pandan yang juga merupakan perajin binaan Program Sustainable Livelihood/SL (Program Mata Pencaharian Berkelanjutan) Yayasan Palung (YP) melalui kegiatan Kolaborasi program SL YP dan Program Pendidikan Lingkungan (PL) berkesempatan mengisi kegiatan ekstrakurikuler yang diperuntukkan bagi siswa-siswi SDN 19 Pampang Harapan. Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Yayasan Palung Bentangor Education Center, Desa Pampang Harapan, Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, pada Selasa-Rabu (15-16/2/2022).

Foto-foto : Siswa-siswi SDN 19 Pampang Harapan saat belajar menganyam tikar pandan. (Foto : Istimewa/Salmah/YP/MONGA.ID).

Kegiatan ekstrakurikuler kali ini merupakan pertemuan ke-5 sejak tahun lalu. Pada kesempatan kali ini, ada 20 orang siswa-siswi SDN 19 Pampang Harapan yang berkesempatan untuk belajar sekaligus praktek menganyam. Adapun sebagai pengajar dalam kegiatan tersebut adalah Ibu Kartini dan Ibu Aisyah.

Saat memberikan eksktrakurikuler menganyam ini, ibu Kartini dan Aisyah terlihat penuh kesabaran mengajarkan cara mengajar anyaman kepada siswa-siswi dengan harapan agar anak termotivasi dan fokus terhadap anyaman yang dibuat.

Berbagai motif atau corak yang perajin ajarkan kepada siswa-siswi seperti motif tapak catur dan motif corak sapu tangan. Koordinator Pendidikan Lingkungan, Simon Tampubolon, mengatakan, “Dukungan dari pihak sekolah dirasa sangat penting untuk kontinuitas bagi sekolah dan program Pendidikan Lingkungan. Dengan  melibatkan siswa-siswi di sekolah sebagai upaya mewarisi tradisi dan budaya lebih khusus cara menganyam tikar pandan bagi generasi penerus yang tak lain adalah anak sekolah.”

(MONGA.ID/Pit)

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar anda
Masukkan nama anda di sini