Merindu, itu kata yang bisa kuucapkan kepada napas-napas segala bernyawa
Merindu agar tak layu dan tak rebah
tentang nasib tajuk-tajuk yang berdiri kokoh agar tak goyah diterpa selain angin
agar tak rebah, rebah berarti mati ataupun luluh layu
Merindumu menanti asa, agar hal itu (tak layu dan tak rebah) lagi
tentang kisah yang selalu menyana, mengata
agar kiranya hutan yang dikata sebagai penopang tak lagi rebah tak berdaya
agar satwa boleh bercengrama riuh tapi bukan gaduh
Tanam tumbuh biarlah menjadi tajuk-tajuk dan tunas-tunas baru
Bukan lalu hilang lenyap rebah tak bersisa
Burung-burung, primata tak terkecuali orangutan selalu rindu pakan yang raya
Bukan petaka atau sengketa
Rindu, merindu;
rimba yang harus selalu raya
Raya akan buah melimpah
Manusia yang selalu ramah
Napas segala bernyawa rerata dalam nyata
Khawatir layu dan rebah akan terjadi lagi
Kiranya burung-burung masih boleh berkicau, menari dan ke sana kemari
Primata boleh bebas lepas berkelana, bergelantungan berayun-ayun sepanjang waktu
Merindu berarti pula berharap akan bagaimana cara ada muncul rasa
Karena,
Rimbunnya tajuk-tajuk masih bisa menjadi pelindung dari sengatan sinar matahari
Tanam tumbuh sumber pakan yang tak boleh rebah dan layu
Sebagai pengingat, hutan alam ini sesekali berbicara dalam bahasanya sendiri
Namun, terkadang alam ini tak jarang sering dikata tidak bersahabat
Apakah benar alam ini yang tidak bersahabat? atau kita manusia yang tidak bersahabat?
Entahlah, tetapi yang pasti hutan alam ini segalanya bagi semua maka ia tak boleh layu dan rebah.
(Pit YP/MONGA.ID)