Sumarlin dan Kopi, Sosok Muda Inspiratif dari Kampung Terusan

1584
Sumarlin bersama Budiman Sudjatmiko politisi nasional PDI-P (foto: IST)

Monga.id-Warung kopi adalah tempat untuk menikmati secangkir kopi bersama teman,keluarga maupun kolega. Warung kopi kini sangat populer di Indonesia, hal tersebut juga membuat orang-orang muda khususnya di Ketapang banyak mencoba peruntungan di bisnis ini. Sumarlin salah satu pemilik warung kopi Camp Coffee Shop yang sudah menggeluti usaha ini kurang lebih 5 tahun turut merasakan kegembiraan atas perkembangan  cita rasa kopi yang semakin pesat di Kabupaten Ketapang.

Berikut biodata singkat Florianus Sumarlin,S.IP. Pria yang lahir di kampung kecil, desa Terusan,kecamatan Manis Mata. Pria kelahiran 34 tahun lalu ini merupakan owner (pemilik) Camp Coffee Shop di Ketapang. Sebelumnya, pria ini telah menyelesaikan studinya di STPMD “APMD” Yogyakarta.

Jatuh bangun telah ia rasakan sebelum ia mencoba peruntungan baru dalam dunia usaha, Camp Coffee Shop. Sebelumnya ia pernah merintis usaha lain pada jasa laundry dan beberapa usaha lainnya.

Berikut petikan wawancara Monga.id bersama Sang Penyaji Kopi :

Sejak kapan Camp Coffee Shop berdiri dan apa makna/maksud dari nama Camp Coffee Shop tersebut?

Sumarlin: Camp Coffee Shop ini berdiri sekitar April 2012. Nama tersebut sebetulnya tidak mempunyai makna apa-apa, hanya nama Camp Coffee Shop itu berasal dari Surabaya. Pada waktu itu, kita diberi kebebasan untuk memberi nama apapun. Jadi kita hanya berfikir waktu itu untuk mengambil baiknya saja supaya ketularan suksesnya bos yang ada di Surabaya.

Untuk sebelumnya, apakah anda ini pernah menggeluti bisnis/usaha lain sebelum membuka Coffee Shop/warung kopi ini?

Sumarlin: Banyak, saya telah mencoba berbagai macam jenis usaha sebelumnya. Saya pernah memulai peruntungan seperti laundry,ternak belut dan hampir mencoba ternak kodok juga.

Apakah anda memiliki basis pendidikan bisnis juga sebelumnya?

Sumarlin: Tidak  ada latar belakang pendidikan bisnis, hanya rajin-rajin baca buku saja. Selain juga sering mengikuti seminar bisnis gratis. Tetapi yang paling berharga karena pernah menjadi kuli dipasar dan itu modal praktek berdagang secara langsung.

Apa yang menjadi landasan anda untuk mencoba bisnis ini? Padahal hal tersebut sangat bertolak belakang dengan basis pendidikan anda yang mana sebagai Sarjana Ilmu Pemerintahan.

Sumarlin: Saya suka tantangan dan jujur sebelum membuka camp, saya survei dulu dengan teman-teman dan ide ini muncul setelah berdiskusi dengan Pak Pipensius. Yang melandasi semuanya adalah istilah dari Enstain yang menyatakan; “dimana kebutuhan dunia bertemu dengan bakat mu mka disitulah pekerjaan mu”. Selain itu juga  terkait “tuntutan perut gak am bah” (sesuatu yang mau tidak mau harus dilakukan untuk bertahan hidup).

Kenapa anda memilih coffee shop sebagai usaha anda?

Sumarlin : Karena usaha ini tidak mudah basi dan hanya bermodalkan air saja, tentunya tidak mengenal musim. Ketika hujan maupun panas usaha ini akan tetap bisa berjalan.

Berbicara tentang coffee shop, apa bedanya Camp Coffee dengan warung kopi lain yang ada di Ketapang?

Sumarlin : Soal rasa, produk camp itu menawarkan berbagai rasa kopi yang sudah di mix(campur). Kopi kita nggak kalah dengan kopi yang ada di mall dan tentunya harga kita juga kaki lima. Berbicara soal black coffee (kopi hitam) di Camp itu sendiri, kita juga memiliki dan menyediakan kopi lokal sebagai produk yang ditawarkan kepada pengunjung.

Berkaitan dengan menu “daftar/rangkaian jenis minuman”, apa yang paling spesial dari Camp Coffee?

Sumarlin : Menu (daftar/rangkaian jenis minuman) spesial kita adalah kopi koplax. Untuk yang lainnya, Camp juga memiliki berbagai macam rasa yang bisa dinikmati dengan perpaduan ice cream. Kita ada juga taro milkshake (minuman susu kocok). Adapula menu yang merupakan  perpaduan menggunakan bahan dasar ubi ungu.

Terakhir pertanyaan dari kami, realita saat ini banyak pemuda/i diluar sana yang takut untuk memulai sebuah kegiatan berbasis usaha. Apa sumbang saran yang bisa anda sampaikan kepada para pemuda/i?.

Sumarlin: Jangan pernah takut untuk mencoba. Kegagalan adalah hal yang biasa, teruslah mencoba dan mencoba. Sebab hal tersebut hal yang luar biasa. Berbisnis itu seperti kita mau mandi, kalau kita lupa handuk atau lainnya kita akan keluar lagi untuk mengambilnya dan melanjutkan mandi kembali. Intinya fokus juga dan biarkan waktu yang mendewasakan sembari belajar. Walaupun kadang saya akui akhir-akhir ini saya juga mulai tidak fokus. Tentunya, saya juga berfikir orang lain bisa dan kenapa saya tidak bisa.

Untuk anak muda/i sumbang saran saya adalah mari kita jadi bos atas usaha kita dan diri kita wlau kecil tidak menjadi masalah yang terpenting adalah kemerdekaan batin dan jangan mau menjadi orang yang memiliki gajian sedikit. “Emang kita kerbau (kita tidak bisa bebas lepas dan menjadi pesuruh-red) kah?”. (Monga/Aldo)

 

1 KOMENTAR

  1. Kalau bagi saya sebagai generasi muda dari suku dayak jelai atau dayak arai durian kemerdekaan itu akan sangat bermakna apabila saya dan dayak lainnya dapat “Hitting the ground to engage in an eruption, eradicating the roots of the stems” dalam bahasa lokalnya “menyandam tanah menajak ajur, memantas akar menyiang batang”, scr umum artinya dapat menjaga tanah air dan menghargai pwrjuangan leluhur yang sudah susah payah mewariskan alam raya atau jagat raya

Leave a Reply to Marte Jelai Batal membalas

Masukkan komentar anda
Masukkan nama anda di sini