Ini Cerita Kami Ketika Sampaikan Kesling di Tengah Pandemi

801
Simon Tampubolon dari Yayasan Palung ketika memaparkan materi tentang Pemanasan Global kepada siswa-siswi di SMPN 7 Bayangan, Kecamatan Nanga Tayap.(Foto : ISTIMEWA/ PIT/YP/MONGA.ID)

MONGA.ID, KETAPANG-Tak sedikit cara yang bisa dilakukan untuk peduli lingkungan dan sesama walau tengah pandemi Covid-19. Seperti Yayasan Palung misalnya, tetap menyampaikan (melaksanakan) pendidikan lingkungan ke kampung-kampung. Kegiatan tersebut kami sampaikan di dua dusun yaitu di Dusun Pangkalan Jihing dan Dusun Bayangan, Kecamatan Nanga Tayap, Selasa hingga Kamis (9-11 Februari 2021) kemarin.

Kegiatan yang bertajuk Kesling (kesehatan lingkungan) tersebut, Yayasan Palung (YP) tidak sendiri, Setiap kali berkegiatan pendidikan lingkungan di dua desa tersebut (dusun Jihing dan Bayangan) selalu bersama dengan Yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI). Saat kami berkegitan, tetap mengutamakan protokol kesehatan. 

Tim Pendidikan Lingkungan Yayasan Palung melaksanakan kegiatan ke sekolah-sekolah di dua desa itu, sedangkan ASRI melaksanakan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di Dusun Pangkalan Jihing.

Pada hari pertama berkegiatan, Rabu (10/2), kami berkunjung ke SDN 20 Nanga Tayap kami berkesempatan memberikan materi tentang Manfaat dan Fungsi Hutan. Materi tersebut kami sampaikan kepada siswa-siswi kelas 4-6 di sekolah itu. Dalam penyampaian materi terkait manfaat dan fungsi hutan yang disampaikan oleh Dwi Yandhi Febriyanti dari Yayasan Palung.  

Kak Yandhi sapaan akrabnya yang juga merupakan Manager Program Pendidikan Lingkungan Yayasan Palung dalam penyampaian materinya mengajak siswa-siswi mengenal apa-apa saja manfaat hutan dan fungsi hutan bagi kehidupan. Selain itu juga, Kak Yandhi bertanya apa-apa saja yang ada disekitar kita (didalam kelas) yang berasal dari pohon? Beberapa dari siswa-siswi pun menjawab; Kursi… meja… dan papan tulis. Kak Yandhi pun mengiayakan, beberapa barang/benda yang ada disekitar kita yang berasal dari pohon adalah meja, kursi, dan papan tulis. Selanjutnya Kak Yandhi menjelaskan manusia pun sangat tergantung pada manfaat pohon dan hutan, termasuk memperoleh oksigen secara gratis disediakan oleh hutan.

Pada sore harinya, kegiatan dilanjutkan dengan belajar sembari bermain, kembali siswa-siswi kelas IV-VI diajak untuk mengenal tumbuhan dan hewan yang ada di sekitar mereka. Kegiatan yang dipimpin oleh Haning Pertiwi, Petrus Kanisius, Simon Tampubolon dan Kak Yandhi dari Yayasan Palung tersebut, dalam istilah kerennya mereka diajak untuk mengidentifikasi tumbuhan/tanaman dan hewan. Tak sedikit tanaman yang berhasil mereka identifikasi seperti tanaman buah; manga, kelapa, rambutan, jambu dan lain-lainnya hingga tanaman hias seperti keladi pun berhasil mereka identifikasi. Sedangkan hewan yang berhasil mereka identifikasi adalah hewan ternak seperti ayam, kucing dan bebek.

Pada malam harinya, kami melakukan pemutaran film lingkungan yang disuguhkan kepada masyarakat sebagai media penyadartahuan. Dan teman-teman dari Yayasan ASRI melakukan pengobatan kepada masyarakat yang ada di dusun Pangkalan Jihing. Ada yang unik dari sistem pembayaran pengobatan yang dilakukan oleh Yayasan ASRI yaitu tidak dengan dibayar dengan uang tetapi dengan bibit pohon atau pun hasil kerajinan hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti misalnya bakul dll.

Teman-teman dari Yayasan ASRI ketika memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Dusun Pangkalan Jihing. (Foto : IST/Pit/YP/MONGA.ID).

Keesokan harinya, kamis (11/2), kegiatan kami lanjutkan di SD dan SMPN Satu Atap di dusun Bayangan. Kami terbagi menjadi dua tim, Kak Yandhi dan Haning Pertiwi menyampaikan materi tentang fungsi hutan dan manfaatnya di SDN 28 Nanga Tayap. Sedangkan di SMPN 7 Bayangan, Simon Tampubolon menyampaikan materi tentang Perubahan Iklim dan Dampaknya Bagi Makhluk Hidup. Dalam penyampaian materi terkait perubahan iklim, Simon Tampubolon menjelaskan tentang dampak-dampak perubahan iklim yang terjadi pada tatanan kehidupan atau makhluk hidup. Dampak-dampak perubahan iklim yang sudah terjadi satu diantaranya seperti anomali cuaca (cuaca tidak menentu/cuaca sulit diprediksi).

Semua rangkaian kegiatan yang kami laksanakan tersebut berjalan dengan baik dan sesuai rencana.

(Petrus Kanisius/MONGA.ID)

MONGA.ID

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar anda
Masukkan nama anda di sini