Sadar Tradisi, Sadar Posisi, Sadar Aksi Sebagai Upaya Pengurangan Risiko Bencana Covid 19

900
Dr. Basuki Wibowo, M. Pd /ISTIMEWA

Covid 19 sebagai sebuah bencana harus disikapi oleh semua unsur yang ada dalam masyarakat. Kalimantan Barat sebagai daerah terdampak Covid 19 harus meresponnya dengan melibatkan semua masyarakat, termasuk masyarakat adat.

Masyarakat Dayak di Kalimantan Barat harus dilibatkan dalam upaya pencegahan penyebaran wabah ini. Tradisi masyarakat Dayak belala’ bisa di jadikan sebagai alternatif untuk mengurangi penyebaran virus Corona sampai ke daerah daerah.

Sadar tradisi harus di tumbuhkan terutama ke generasi muda, jadi ketika ada tradisi belala’ masyarakat tidak hanya menganggap sebagai sebuah ritual saja. Tradisi belala’ adalah ritual untuk menolak bala dengan cara menurup sebuah wilayah dalam jangka waktu tertentu.

Tradisi ini harus di maknai sebagai upaya adat untuk mencegah bala/wabah covid 19 tersebar di daerah dimana tradisi itu dilakukan. Upaya sadar tradisi masyarakat dapat dilakukan dengan cara semua warga yang berdiam di wilayah yang bersangkutan tidak boleh melanggar pantangan.

Sadar posisi menjadi poin penting untuk terlaksananya kegiatan tolak bala. Pemuka adat dan perangkat desa harus mensosialisasikan kegiatan serta sudah mengetahui dampak dampaknya. Masyarakat yang berdiam di wilayah tersebut juga harus mau mentaati apa yang menjadi larangan selama ritual.

Kesadaran masyarakat dan posisi masyarakat sebagai pihak yang suatu saat juga bisa terkena corona akan menjadikan mereka mentaati pantangan selama belala’. Aksi masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam ritual serta disiplin dalam mentaati aturan aturan selama prosesi balala akan berdampak pada tidak adanya interaksi antar warga, terutama dengan pihak luar sehingga mata ranta wabah covid 19 dapat terputus secepat mungkin.

Belala’ sebagai sebuah ritual untuk menolak bala merupakan perwujudan doa yang harus di dukung oleh masyarakat dengan cara tertib mematuhi aturan. Sadar tradisi, sadar posisi, sadar aksi yang di miliki oleh masyarakat di lingkungan tempat berlangsungnya tolak bala merupakan bagian dari upaya pengurangan risiko penyebaran covid 19.

Penulis : Dr. Basuki Wibowo, M. Pd (Dosen di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Pontianak )

(MONGA.ID)

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar anda
Masukkan nama anda di sini