Aku adalah aku yang tidak lain adalah alam semesta, tempat berdiam ragam napas. Kosmos yang kini dalam ruang dan waktu yang tak menentu
tetapi, apakah aku mampu tanpa dia atau mereka universum
Aku bukan siapa-siapa, aku dicipta di hari pertama dalam kisah penciptaan
Aku tak lain tak bukan sebagai tempatku hidup yang menjadi alfa dan omega
Aku tercipta bukan hanya untuk aku semata melainkan untukmu, untuk kita, semua kita bersama pula
Aku terlahir untuk napas segala bernyawa hingga waktu entah kapan berakhir
tanyaku dalam diam,
Sakit, jika terus (ter/di)sakiti mungkin kah masih ada rasa?
Adakah saling peduli?
Aku tercipta untuk pemenuhan, pemenuhan akan keberlanjutan
Cakrawala terkadang meredup ketika bias tingkah polah napas yang tak kenal ampun ketika bumi
Ragam yang dikata sebagai bencana kerap menghampiri seolah enggan berlalu
Embun pagi tak lagi menyejukan jiwa karena menjelma menjadi butiran debu panas menyengat keringat
Dia, mereka, kita semua akankah ingat akan aku?
tentang aku terlahir apa tujuan sesungguhnya
Menyana, tertera, terlukis, tergambar hingga tersiar, tentang aku semakin rebah terkulai layu
Apakah engkau bahagia, menegokku dengan situasi begini;
Prihatin?
Peduli? Atau diam membisu?
Entahlah hanya Dia, mereka yang tahu
Harapku, senenap napas segala bernyawa masih boleh bernyanyi jua bersukacita.
(Pit YP/MONGA.ID)