(Puisi) Merindu Langit Biru

1880
Aktivitas sehari-hari terganggu dengan munculnya asap. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/foc.

Awan, kemana engkau

Hujan dimana dirimu

Mengapa asap engkau yang ada

Ku tak tahu, ku merindu langit biru

Kenapa asap engkau di langit

Ku sungguh merindu awan hujan

Langit biru ku mencarimu

Pongah lengah kalah dengan si jago merah

Merenda asa sesak mulai mendera sesak di dada

Bernafas dalam asap, minum dalam air asin

Ku tak tahu harus merindu kepada benalu

Benalu rindu awan biru

Bukan awan kelabu atau asap di langit

Sungguh ku tak tahu merindu

karena beningnya pengelihatan terselubung kabut

mencari cara agar mereda

mereda agar merenda asa

secerca harap agar langit tetap selalu biru

Ratusan titik bara api hingga mencapai ribuan menghampiri sunyinya malam hutan belantara

Pagi menjelang siang engkau pun semakin garang

Tak hanya menghampiri tetapi melahap segenap yang engkau lalui

Merindu tuan yang bijak nan ramah agar tak menyulut percik demi percik api lagi

Mereda hingga reda itu perjuangan para penjinak para pantang pulang sebelum padam

Harapku hujan pun segera turun menyapu dan kiranya asap cepat berlalu.

Ketapang, Kalbar, 6/8/2019
(MONGA.ID/Petrus Kanisius)

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar anda
Masukkan nama anda di sini