Ternyata Kera dan Monyet Berbeda Lho ?

2924
Young adult female Bornean Orangutan (Pongo pygmaeus) (Walima aka Martina)

 

Monga.id-Tidak sedikit masyarakat kita atau kita sendiri keliru menyebutkan kera dan monyet. Terkadang ada yang bilang kera atau monyet itu sama. Tetapi ternyata berbeda lho. Hal tersebut diketahui berdasarkan penelitian para ilmuan.

Apa saja perbedaan kera dan monyet?

Berdasarkan presentasinya (14/8/2017) di kantor Yayasan Palung, tentang primata (kera besar) Prof. Cheryl Knott, PhD menyampaikan bahwa kera besar seperti Gorila, Simpanse, Bonobo hidupnya di Afrika dan orangutan habitat hidupnya hanya ada di Asia yaitu di Indonesia lebih khusus di dua pulau, Kalimantan dan Sumatera.

Tidak hanya itu, Cheryl Knott juga memaparkan terkait perbedaan kera dan monyet. Dalam pemaparannya, untuk membedakan kera dan monyet cukup mudah.

Jika tidak berbuntut (tidak berekor) maka disebut kera. Jika berekor berarti itu adalah monyet.

Sedangkan yang disebut monyet adalah seperti bekantan/bentang/monyet belanda, monyet ekor panjang dan kelasi.

Selain itu, Cheryl menjelaskan  primata yang ada didunia setidaknya ada 290 spesies dibagi menjadi 7 spesies. Gorila (2 spesies), Simpanse, Bonobo, orangutan (2 spesies) sebagai kera besar dan kelempiau karena tak berbuntut disebut kera kecil serta manusia. Sedangkan untuk kelempiau  memiliki 9 spesies (8 spesies Gibon, 1 siamang).

7 kera besar. Foto dok. savegporangutans

Dalam pembagiannya, primata disebutkan pula tingkat (pembandingan) kecerdasan antara mamalia dan primata yang bisa dilihat dari volume ukuran otaknya. Otak primata lebih besar daripada mamalia. Sehingga dengan demikian hampir sebagian besar primata memiliki tingkat kecerdasan diatas rata-rata. Sedangkan manusia memiliki ukuran otak yang paling besar maka manusia jika boleh dikatakan sebagai makhluk yang sempurna.

Cheryl Knott juga memaparkan tentang perilaku dan sejarah hidup dari primata-primata yang dimaksud, berdasarkan sejarah hidup banyak diantara binatang berkembang biaknya cepat dan sebaliknya primata berkembang biaknya membutuhkan rentang waktu yang lama.  Cheryl mencontohkan; dalam hidup orangutan, biasanya rata-rata hanya memiliki 1 bayi. Jarang yang 2 bayi sepanjang hidupnya. Untuk berkembang biak hingga bayinya dewasa, orangutan setidaknya membutuhkan waktu 8,5 tahun, simpanse 5 – 6 tahun, gorila 3,9 tahun – 5 tahun, bonobo 5,8 tahun.

Untuk ukuran tubuh primata; orangutan  memiliki berat badan 45-100 kg, gorila memiliki berat badan 70-200 kg, simpanse 40-80 kg, bonobo rata-rata memiliki berat badan 47-78 kg dan kera kecil bernama kelempiau memiliki 13-25 kg. Dari jenis primata tersebut, simpanse memiliki tingkat kecerdasan yang paling tinggi 94-99% dan orangutan 96,4-97 %, demikian jelasnya dalam presentasi.

Lebih lanjut Cheryl menjelaskan, untuk perilaku hidup orangutan merupakan primata yang hidupnya tidak berkelompok alias menyendiri (semisoliter).

Gorila hidupnya berkelompok. Dalam 1 kelompok, 1 jantan biasanya memiliki 5-10  betina. Salah satu kera besar lainnya, simpanse hidupnya berkelompok  dan memiliki tradisi berperang antar kelompoknya. Tidak jarang simpanse biasanya membunuh kelompok lain diluar kelompoknya. Sedangkan bonobo memiliki kelompok, tetapi tidak berburu dataupun membunuh sesamanya. Bonobo lebih dominan betinanya dibandingkan jantannya, betina sering berkelahi dengan jantan.

Cheryl Knott juga bercerita pada tahun 1992 silam, ia pernah  meneliti simpanse di Afrika. Namun, ia lebih memilih meneliti orangutan di Kalimantan.

Dalam presentasinya pula, Cheryl menjelaskan, akibat perubahan iklim setidaknya ada 60 spesies primata yang terpengaruh. Lebih lanjut, Cheryl menerangkan bahwa semua primata memiliki kuku dan sidik jari.

Berikut biodata singkat Prof. Cheryl Knott, PhD. Berumur  54 tahun dan merupakan salah seorang profesor Biologi Antropologi di Boston University. Beliau juga mengajar di universitas yang sama. Sebelumnya, Cheryl pernah mengajar di Harvard University. Ibu Cheryl, begitu dia sering disapa juga meneliti tentang orangutan di Stasiun Penelitian Cabang Panti (SPCP), Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) sejak tahun 1992 hingga saat ini. Cheryl Knott juga merupakan Eksekutif Direktur Yayasan Palung (YP)/Gunung Palung Orangutan Conservation Program (GPOCP).

(Monga/Petrus Kanisius ‘Pit’)

TINGGALKAN KOMENTAR

Masukkan komentar anda
Masukkan nama anda di sini